Berikut ini adalah beberapa komponen terpenoid dari minyak atsiri
1. Monoterpenoid
Monoterpenoid merupakan senyawa "essence" dan memiliki bau yang
spesifik yang dibangun oleh 2 unit isopren atau dengan jumlah atom karbon 10. Lebih
dari 1000 jenis senyawa monoterpenoid telah diisolasi dari tumbuhan tingkat
tinggi, binatang laut, serangga dan binatang jenis vertebrata dan struktur
senyawanya telah diketahui.
Menurut J.B Harbone (1987), monoterpenoid dapat dipilah menjadi tiga golongan,
bergantung pada apakah struktur kimianya asiklik (misalnya geraniol),
monosiklik (misalnya limonena), atau bisiklik (misalnya α - pinena). Dalam
setiap golongan, monoterpenoid dapat berupa hidrokarbon tak jenuh (misalnya
limonena) atau dapat mempunyai gugus fungsi dan berupa alkohol (misalnya
mentol), aldehida, atau keton (misalnya; menton, karvon).
Struktur dari senyawa monoterpenoid yang telah dikenal merupakan perbedaan
dari 38 jenis kerangka yang berbeda, sedangkan prinsip dasar penyusunannya tetap
sebagai penggabungan kepala dan ekor dari 2 unit isopren. struktur
monoterpenoid dapat berupa rantai terbuka dan tertutup atau siklik senyawa
monoterpenoid banyak dimanfaatkan sebagai antiseptik, ekspektoran, spasmolotik
dan sedatif. Disamping itu monoterpenoid yang sudah dikenal banyak dimanfaatkan
sebagai bahan pemberi aroma makan dan parfum dan ini merupakan senyawa
komersial yang banyak diperdagangkan.
Dari segi biogenetik, perubahan geraniol nerol dan linalol dari yang satu
menjadi yang lain berlangsung sebagai akibat reaksi isomerisasi. Ketiga alkohol
ini, yang berasal dari hidrolisa geranil pirofosfat (GPP) dapat menjadi
reaksi-reaksi sekunder, misalnya dehidrasi menghasilkan mirsen, oksidasi
menjadi sitral dan oksidasi-reduksi menghasilkan sitronelal. Perubahan GPP in
vivo menjadi senyawa-senyawa monoterpen siklik dari segi biogenetik disebabkan
oleh reaksi siklisasi yang diikuti oleh reaksi-reaksi sekunder.
Seperti senyawa organik bahan alam lainnya, monoterpenoida mempunyai
kerangka karbon yang banyak variasinya. Oleh karena itu penetapan struktur
merupakan salah satu bagian yang penting. Penetapan struktur monoterpenoida
mengikuti suatu sistematika tertentu yang dimulai dengan penetapan jenis
kerangka karbon. Jenis kerangka karbon Suatu monoterpen monosiklik antara lain
dapat ditetapkan oleh rekasi dehidrogenasi menjasi suatu senyawa aromatik
(aromatisasi). Penetapan struktur selanjutnya ialah menetukan letak atau posisi
gugus fungsi dari senyawa yang bersangkutan didalam kerangka karbon tersebut.
Posisi gugus fungsi dapat diketahui berdasarkan penguraian oksidatif. Cara lain
adalah mengubah senyawa yang bersangkutan oleh reaksi-reaksi tertentu menjadi
senyawa lain yang telah diketaui strukturnya. Dengan kata lain, saling
mengaitkan gugus fungsi senyawa yang bersangkutan dengan gugus fungsi senyawa
lain yang mempunyai kerangka karbon yang sama. Pembuktian struktur suatu
senyawa akhirnya didukung oleh sintesa senyawa yang bersangkutan dari suatu
senyawa yang diketahui strukturnya.
Monoterpenoid merupakan komponen utama banyak minyak atsiri dan mempunyai
makna ekonomi besar sebagai bau-rasa, wewangian dan pelarut. Monoterpenoid khas
berupa cairan tak berwarna, tidak larut dalam air, dapat disuling uap dan
berbau harum.
2. Diterpenoid
Menurut J.B Harbone (1987) Senyawa diterpenoid merupakan senyawa yang
beraneka ragam yang mempunyai kerangka karbon C20 yang berasal dari 4 unit
isopren. Barangkali, satu-satunya diterpenoid yang tersebar di semesta ialah
senyawa induk asiklik dari deret senyawa tersebut, yaitu fitol.
Senyawa ini mempunyai bioaktivitas yang cukup luas yaitu sebagai hormon
pertumbuhan tanaman, podolakton inhibitor pertumbuhan tanaman, antifeedant
serangga, inhibitor tumor, senyawa pemanis, anti fouling dan anti karsinogen.
Senyawa diterpenoid dapat berbentuk asiklik, bisiklik, trisiklik dan
tetrasiklik dan tatanama yang digunakan lebih banyak adalah nama trivial
(Lenny,2006).
Karena titik didihnya yang tinggi biasanya diterpenoid tidak ditemukan
dalam minyak atisri tumbuhan meskipun diterpenoid bertitik didih rendah pun.
Senyawa ini ditemukan dalam damar, eksudat berupa gom dan dalam fraksi bertitik
didih tinggi seperti damar yang tersisa setelah penyulingan minyak atsiri.
Misalnya, rosin yang tersisa setelah penyulingan terpentin pinus kaya akan
diterpenoid.
Diterpenoid mencakup beberapa senyawa dari segi fisiologi sangat menarik
seperti golongan hormon tumbuhan yang dikenal sebagai giberelin. Seperti
seskuiterpenoid, diterpenoid mencakup banyak senyawa yang bekerja sebagai
fungisida, racun terhadap hewan, penolak serangga dan sebagainya. Senyawa ini
dapat bersifat karsinogen.
Beberapa senyawa ini mempunyai efek racun atau efek penolakan terhadap
serangga sementara senyawa lainnya menarik serangga. Beberapa senyawa mempunyai
aktivitas antivirus, sebagai fungisida dan pembentukannya disulut oleh infeksi
fungus. Satu senyawa dari kemangi mempunyai aktivitas hormon remaja. Forskolin
dari Coleus forskohli merupakan pengaktif khas adenilat siklase. Partenolida
dari parthenum tanacetum berguna untuk mengobati migrain karena menghambat pelepasan
serotonin.