Kamis, 27 September 2012

KIMIA BAHAN ALAM {FLAVONOID}


Flavonoid, juga dikenal sebagai bioflavonoid adalah kelas phytochemical yang hanya bisa disintesis oleh tanaman. Flavonoid merupakan pigmen penting yang bertanggung jawab pada pigmentasi kelopak bunga. Terdapat enam kelas utama flavonoid atau bioflavonoid yang meliputi flavonol, flavon, flavanon, isoflavon, flavonol, dan anthocyanin. Flavonoid yang paling sering ditemukan dalam makanan adalah quercetin, epicatechin, oligomeric proanthocyanidin, myricetin, catechin, dan xanthohumol.
Flavonoid dalam Makanan
Seperti telah disebutkan, flavonoid hanya bisa ditemukan dalam makanan yang berasal dari tumbuhan. Flavanoid terdapat dalam jumlah melimpah pada sejumlah besar buah-buahan dan sayuran. Beberapa sumber makanan kaya bioflavonoid adalah jeruk, stroberi, blueberry, bawang merah, kacang-kacangan, ginkgo biloba, dan bayam. Teh hijau, teh hitam, dan teh putih juga sangat kaya akan flavonoid. Cokelat hitam dan anggur merah adalah dua sumber penting lain dari phytochemical. Madu juga merupakan sumber penting flavonoid, tergantung pada jenis bunga dari mana nektar dikumpulkan.
Flavonoid sebagai Antioksidan
Flavonoid mampu bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi menetralisir radikal bebas dan dengan demikian meminimalkan efek kerusakan pada sel dan jaringan tubuh. Radikal bebas adalah molekul yang sangat reaktif dan tidak stabil akibat telah kehilangan elektron. Untuk menstabilkan diri, radikal bebas memerlukan elektron dan untuk mencapai tujuan ini kemudian mengoksidasi sel-sel sehat tubuh sehingga menyebabkan kerusakan. Radikal bebas terutama diproduksi sebagai produk sampingan dalam berbagai proses biokimia dalam tubuh. Sebagian radikal bebas memasuki tubuh dari lingkungan eksternal seperti dari asap rokok, konsumsi alkohol, radiasi elektromagnetik, melalui paparan sinar matahari, konsumsi makanan olahan, polusi udara, dll. Bahkan stres dapat menghasilkan tingkat tinggi radikal bebas dalam tubuh.
Flavonoid sebagai antioksidan membantu menetralisir dan menstabilkan radikal bebas sehingga tidak lagi merusak sel-sel dan jaringan sehat. Pada gilirannya, flavonoid memberikan perlindungan terhadap sejumlah penyakit termasuk kanker, penyakit jantung, diabetes, tumor, dll Flavonoid juga membantu mencegah aterosklerosis atau penyakit yang ditandai dengan pengendapan lemak dalam dinding arteri. Deposisi tersebut mempersempit arteri dan dengan demikian menghambat aliran darah ke organ-organ vital tubuh seperti jantung dan otak.. Flavonoid juga dikenal memiliki efek anti-inflamasi, sifat anti-alergi, dan anti-virus.
Antioksidan ini dapat menurunkan risiko arthritis, osteoporosis, alergi dan penyakit virus yang disebabkan oleh virus herpes simpleks, virus parainfluenza, dan adenovirus. Flavonoid mampu menekan penggumpalan trombosit yang berhubungan dengan penyakit seperti aterosklerosis dan pembentukan trombosit akut trombus.
Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa flavonoid seperti quercetin dan epicatechin memiliki efek antidiare. Flavonoid diyakini pula mampu meningkatkan respon kekebalan alami tubuh untuk melawan penyebab alergi dan juga karsinogen.

3 komentar:

  1. Dari artikel di atas, dikatakan bahwa flavonoid dapat bertindak sebagai antioksidan dan berfungsi untuk menetralisir radikal bebas. Disini yang masih membuat saya bingung yaitu bagaimana cara kerja flavonoid itu didalam tubuh kita sehingga flavonoid tersebut dapat menetralisir radikal bebas dalam tubuh?

    BalasHapus
  2. Karena flavonoid itu bertindak sebagai antioksidan didalam tubuh sehingga bermanfaat untuk menetralisir radikal bebas. Ketika antioksidan bereaksi dengan radikal bebas, mereka saling berikatan ,dan bersatu. Selanjutnya terbentuk radikal bebas yang baru yang relatif lemah dan tidak membahayakan dan untuk cara kerjanya ialah pada suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (•OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan radikal bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan. Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai disini. Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang sama dengan molekul yang ada diekitarnya. Tetapi didalam tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.
    http://akhiajun.wordpress.com/2010/04/01/apa-itu-radikal-bebas-apa-itu-anti-oksidan/

    BalasHapus
  3. benar sekali yang dikatakan saudari viona,saya setuju
    cara kerjanya ialah pada suatu tempat terjadi reaksi oksidasi dimana reaksi tersebut menghasilkan hasil samping berupa radikal bebas (•OH) maka tanpa adanya kehadiran antioksidan radikal bebas ini akan menyerang molekul-molekul lain disekitarnya. Hasil reaksi ini akan dapat menghasilkan radikal bebas yang lain yang siap menyerang molekul yang lainnya lagi. Akhirnya akan terbentuk reaksi berantai yang sangat membahayakan. Berbeda halnya bila terdapat antioksidan. Radikal bebas akan segera bereaksi dengan antioksidan membentuk molekul yang stabil dan tidak berbahaya. Reaksi pun berhenti sampai disini. Radikal bebas yang lain akan memulai reaksi yang sama dengan molekul yang ada diekitarnya. Tetapi didalam tubuh manusia dapat menetralisir radikal bebas ini, hanya saja bila jumlahnya terlalu berlebihan, maka kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.

    BalasHapus