NIM : RRA1C110011
1. Jelaskan bagaimana hubungan struktur dan kereaktifan beberapa senyawa yang anda kenal terhadap suatu penyakit tertentu.
2. uraikanlah dan berikan contoh dimana letak peran penting suatu metabolit sekunder dalam suatu tumbuh-tumbuhan.
3. kemukakan gagasan anda, bagaimana idenya suatu senyawa bisa diisolasi dan purifikasi.
4. kemukakan bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam dapat diketahui alur biosintesisnya.
JAWABAN :
1. disini saya menggunakan senyawa kurkumin yang sering disebut kurkuminoid sebagai anti kanker yaitu kurkumin
yang pertama disini saya mengambil pengantar tentang flavonoid sebagai anti kanker, dimana
senyawa
flavonoid yang merupakan salah satu golongan dari polifenol sampai saat ini
belum dimanfaatkan secara optimal dan masih digunakan secara terbatas. Hal ini
dikarenakan senyawa flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh
oksidasi, cahaya, dan perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya
akan berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan
kelarutannya rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara
mengubah senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun
enzimatik dengan bantuan enzim transferase.
Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Senyawa-senyawa flavonoid dan turunannya dari tanaman nangka-nangkaan memiliki fungsi fisiologi tertentu. produksi senyawa flavanoid diduga berfungsi sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai antimikroba atau antibakteri) bagi tanaman dan produksi senyawa flavanoid berfungsi sebagai alat pertahanan (antivirus). Dengan menggunakan pendekatan fungsi fisiologi ini, uji biologi artoindonesianin dan kerabatnya dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan S. Scheller, dkk yang menguji efektifitas antikanker dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada mencit yang diinduksi dengan ehrlich carcinoma cells menunjukkan, mencit yang bisa bertahan hidup lebih banyak setelah diberi EEP. Efek antikanker EEP terhadap Ehrlich Carcinoma cells ini berkaitan dengan kandungan flavonoid pada propolis. Flavonoid mempengaruhi tahapan metabolisme sel kanker misalnya dengan cara menghambat penggabungan timidin, uridin, dan leucin dengan sel kanker tersebut sehingga dapat menghambat sintesis DNA sel kanker. Peranan flavonoid sebagai antikanker juga diperkuat oleh eksperimen lain yang menggunakan hidrokarbon aromatic polisiklik sebagai penginduksi kanker.
Mekanisme penghambatan terhadap hidrokarbon aromatic polisiklik berkaitan dengan penghambatan stimulasi metabolik yang diinduksi oleh hidrokarbon aromatic polisiklik dan memengaruhi aktivitas beberapa sel promoter. Flavonoid ini merupakan sua tu zat yang banyak terdapat pada tumbuhan, tetapi dalam propolis berada dalam bentuk terkonsentrasi.
Dengan sistem metabolismenya, lebah membuat flavonoid dari tumbuhan itu lebih efektif. Jadi lebah seolah-olah menjadi perantara flavonoid dengan manusia dan hewan. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada EEP antara lain betulinol, quersetin, isovanilin, galangin, isalpinin, kaemferol, rhamnetin, isohmnetin, pinocembrin, pinostrobin dan pinobaksin. Saat ini propolis tersedia dalam bentuk tablet, salep, kapsul, krim, dll. Penggunaan propolis bisa pada orang sehat maupun sakit. Pada orang sehat penggunaan propolis dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Sedangkan pada orang yang sedang sakit penggunaannya bila digabungkan dengan obat sintesis bisa meningkatkan efeknya misalnya bisa meningkatkan efek penisilin.
Senyawa-senyawa flavanoid yang umumnya bersifat antioksidan dan banyak yang telah digunakan sebagai salah satu komponen bahan baku obat-obatan. Senyawa-senyawa flavonoid dan turunannya dari tanaman nangka-nangkaan memiliki fungsi fisiologi tertentu. produksi senyawa flavanoid diduga berfungsi sebagai bahan kimia untuk mengatasi serangan penyakit (sebagai antimikroba atau antibakteri) bagi tanaman dan produksi senyawa flavanoid berfungsi sebagai alat pertahanan (antivirus). Dengan menggunakan pendekatan fungsi fisiologi ini, uji biologi artoindonesianin dan kerabatnya dilakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan S. Scheller, dkk yang menguji efektifitas antikanker dari ekstrak etanol propolis (EEP) pada mencit yang diinduksi dengan ehrlich carcinoma cells menunjukkan, mencit yang bisa bertahan hidup lebih banyak setelah diberi EEP. Efek antikanker EEP terhadap Ehrlich Carcinoma cells ini berkaitan dengan kandungan flavonoid pada propolis. Flavonoid mempengaruhi tahapan metabolisme sel kanker misalnya dengan cara menghambat penggabungan timidin, uridin, dan leucin dengan sel kanker tersebut sehingga dapat menghambat sintesis DNA sel kanker. Peranan flavonoid sebagai antikanker juga diperkuat oleh eksperimen lain yang menggunakan hidrokarbon aromatic polisiklik sebagai penginduksi kanker.
Mekanisme penghambatan terhadap hidrokarbon aromatic polisiklik berkaitan dengan penghambatan stimulasi metabolik yang diinduksi oleh hidrokarbon aromatic polisiklik dan memengaruhi aktivitas beberapa sel promoter. Flavonoid ini merupakan sua tu zat yang banyak terdapat pada tumbuhan, tetapi dalam propolis berada dalam bentuk terkonsentrasi.
Dengan sistem metabolismenya, lebah membuat flavonoid dari tumbuhan itu lebih efektif. Jadi lebah seolah-olah menjadi perantara flavonoid dengan manusia dan hewan. Senyawa flavonoid yang ditemukan pada EEP antara lain betulinol, quersetin, isovanilin, galangin, isalpinin, kaemferol, rhamnetin, isohmnetin, pinocembrin, pinostrobin dan pinobaksin. Saat ini propolis tersedia dalam bentuk tablet, salep, kapsul, krim, dll. Penggunaan propolis bisa pada orang sehat maupun sakit. Pada orang sehat penggunaan propolis dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Sedangkan pada orang yang sedang sakit penggunaannya bila digabungkan dengan obat sintesis bisa meningkatkan efeknya misalnya bisa meningkatkan efek penisilin.
Dalam hal ini saya mengambil jenis flavonoid yaitu Kurkumin
Curcumin
( 1,7-bis(4′ hidroksi-3 metoksifenil )-1,6 heptadien, 3,5-dion merupakan
komponen penting dari Curcuma longa
Linn. yang memberikan warna kuning yang khas (Jaruga et al., 1998 dan Pan et
al., 1999). Curcumin
termasuk golongan senyawa polifenol dengan struktur kimia mirip asam ferulat
yang banyak digunakan sebagai penguat rasa pada industri makanan (Pan et al.,
1999). Serbuk kering rhizome (turmerik) mengandung 3-5% Curcumin
dan dua senyawa derivatnya dalam jumlah yang kecil yaitu desmetoksi kurkumin
dan bisdesmetoksikurkumin, yang ketiganya sering disebut sebagai kurkuminoid
(Tonessen dan Karlsen, 1995). Curcumin
tidak larut dalam air tetapi larut dalam etanol atau dimetilsulfoksida (DMSO).
Degradasi Curcumin
tergantung pada pH dan berlangsung lebih cepat pada kondisi netral-basa
(Aggarwal et al., 2003a).
Struktur kimia Curcumin
[1,7-bis-(4'-hidroksi-3'-metoksifenil)hepta-1,6-diena-3,5-dion]
Aktivitas antikanker Curcumin
telah banyak diteliti menggunakan berbagai pendekatan pada berbagai jenis kanker
baik secara in vitro maupun in vivo. Curcumin
dapat dikembangkan sebagai obat antikanker yang poten. Aktivitas antikanker Curcumin
dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat COX maupun pada jalur
signaling sel, baik melalui pemacuan apoptosis maupun cell cycle arrest dengan
mempengaruhi produk gen penekan tumor maupun onkogen (Meiyanto, 1999). Selain
itu, dikaitkan juga dengan kemampuannya sebagai antioksidan, penghambatan
karsinogenesis, penghambatan proliferasi sel, antiestrogen, dan
antiangiogenesis.
Untuk
hubungan struktur dengan kereaktifannya yaitu senyawa
flavonoid tidak stabil terhadap perubahan pengaruh oksidasi, cahaya, dan
perubahan kimia, sehingga apabila teroksidasi strukturnya akan berubah dan
fungsinya sebagai bahan aktif akan menurun bahkan hilang dan kelarutannya
rendah. Kestabilan dan kelarutan dapat ditingkatkan dengan cara mengubah
senyawa flavonoid menjadi bentuk glikosida melalui reaksi kimia maupun
enzimatik dengan bantuan enzim transferase. Aktivitas antikanker Curcumin
dikaitkan dengan kemampuannya sebagai penghambat COX maupun pada jalur
signaling sel, baik melalui pemacuan apoptosis maupun cell cycle arrest dengan
mempengaruhi produk gen penekan tumor maupun onkogen.Selain itu, dikaitkan juga
dengan kemampuannya sebagai antioksidan, penghambatan karsinogenesis,
penghambatan proliferasi sel, antiestrogen, dan antiangiogenesis.
2. Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak
esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau
berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organisme biasanya
menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu
jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga
tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada
fase-fase tertentu.
Fungsi metabolit sekunder adalah untuk mempertahankan
diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk
mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator, dan sebagai molekul
sinyal. Sebagian besar tanaman penghasil senyawa metabolit sekunder
memanfaatkan senyawa tersebut untuk mempertahankan diri dan berkompetisi dengan
makhluk hidup lain di sekitarnya. Tanaman dapat menghasilkan metabolit sekunder
(seperti: quinon,
flavonoid, tanin,
dll.) yang membuat tanaman lain tidak dapat tumbuh di sekitarnya. Hal ini
disebut sebagai alelopati.
Berbagai senyawa metabolit sekunder telah digunakan sebagai obat atau model
untuk membuat obat baru, contohnya adalah aspirin yang dibuat
berdasarkan asam
salisilat yang secara alami terdapat pada tumbuhan tertentu.
Beberapa metabolit sekunder lainnya yang telah digunakan dalam memproduksi
sabun, parfum, minyak herbal, pewarna, permen karet, dan plastik alami adalah
resin, antosianin, tanin, saponin, dan minyak volatile. Salah satu contoh
metabolit sekunder yang menyebabkan rasa yaitu kafein, dimana rasa yang
dihasilkan adalah rasa pahit. Senyawa ini terdapat pada tanaman kopi, teh dan
kakao.
Contoh :
Senyawa metabolit sekunder dari
tanaman kopi yaitu kafein.
Tanaman kopi yang banyak mengandung kafein apabila
tumbuh disuatu daerah maka secara tidak langsung tanaman yang lain atau tanaman
kopi lainnya akan sulit tumbuh disekitarnya. Hal ini disebabkan karena tanah
disekitar tanaman kopi tersebut juga mengandung kafein, sehingga secara
otomatis unsur hara dan kandungan kimia pada tanah tersebut akan berubah.
Perubahan struktur dan kandungan tanah ini menyebabkan tanaman yang tidak kuat
atau tidak peka terhadap kafein akan sulit tumbuh, sedangkan tanaman yang kuat
akan tumbuh dengan baik. Tanah disekitar tanaman kopi mengandung kafein dapat
disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya yaitu: akibat dari biji kopi,
daun-daun kopi ataupun ranting-ranting kopi yang berjatuhan ke
tanah.
Kafeina dijumpai pada banyak spesies tumbuhan, di mana ia
berperan sebagai pestisida
alami. Dilaporkan bahwa kadar kafeina yang tinggi dijumpai pada semaian yang
baru tumbuh. Kafeina melumpuhkan
dan mematikan serangga-serangga
tertentu yang memakan tanaman tersebut. Kadar kafeina yang tinggi juga
ditemukan pada tanah disekitar semai biji kopi. Diketahui bahwa ia berperan
sebagai penghambat perkecambahan yang menghambat perkecambahan semai kopi lain
di sekitarnya, sehingga meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah
kopi itu sendiri.
Sumber kafeina
yang umumnya sering digunakan adalah kopi,
teh, dan kakao. Selain itu, tanaman
maté
dan guarana juga kadang-kadang
digunakan dalam pembuatan minuman energi dan teh. Dua nama alternatif kafeina, mateina
dan guaranina, berasal dari nama dua tanaman tersebut. Beberapa
penggemar mate mengklaim bahwa mateina adalah stereoisomer
dari kafeina. Hal ini tidaklah benar, karena kafeina merupakan molekul akiral,
sehingga ia tidak mempunyai enantiomer
ataupun stereoisomer.
Kesan dan efek berbeda yang dijumpai pada berbagai sumber kafeina alami
disebabkan oleh sumber-sumber kafeina tersebut juga mengandung campuran alkaloid xantina lainnya, meliputi teofilina
yang merangsang detak jantung, teobromina,
dan zat-zat lainnya seperti polifenol.
Kesimpulan :
Disini letak
peran penting suatu metabolit sekunder dalam tumbuhan kopi ini terletak dalam
kafein karena didalam kafein ini terdapat sebagai pestisida alami dan sebagai
penghambat perkecambahan yang menghambat perkecambahan semai kopi lain di
sekitarnya, sehingga meningkatkan tingkat keberlangsungan hidup kecambah kopi
itu sendiri.
3.Isolasi ini
digunakan berdasarkan sifat kimia atau kereaktifan bahan alam terhadap pereaksi tertentu.
Bahan alam diisolasi melalui reaksi kimia dan dipisahkan dari senyawa lain yang
tidak bereaksi.
Proses
purifikasi adalah metode untuk mendapatkan komponen bahan alam murni bebas dari
komponen kimia lain yang tidak dibutuhkan. menurut saya suatu senyawa bisa diisolasi dengan
cara melakukan isolasi terhadap
senyawa bahan alam berdasarkan sifat bahan alam tersebut yang dapat digolongkan
menjadi isolasi cara fisis dan kimia. Untuk langkah awal dalam melakukan
isolasi ini dapat dilakukan melalui identifikasi simplisa untuk mencari tahu
senyawa apa yang ada dalam tumbuhan tersebut, seperti menguji senyawa bahan
alam yaitu alkaloid, flavonoid dan terpenoid.
Setelah
menguji senyawa tersebut maka kita dapat mengetahui senyawa apa saja yang
terkandung didalam tumbuhan tersebut yang mungkin bermanfaaat dan dapat digunakan untuk berbagai
pembuatan obat-obatan contohnya dengan pelarut yang berbeda.
Disni
kita dapat mengtahui pengertian dari Isolasi yaitu salah satu metode dalam memperoleh suatu senyawa di dalam sampel sedangkan
pemurnian adalah memisahkan komponen yang dicari dengan komponen-komponen lain
yang dapat mengganggu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya.
Kedua metode ini bisa disebut metode pemisahan. Prosedur pemisahan di
laboratorium dapat digunakan untuk pemurnian senyawa, identifikasi kualitatif
dan penentuan kuantitatif komponen yang dicari dalam suatu sampel bahan. Tujuan
pemisahan dalam analisis kimia adalah memisahkan komponen yang dicari dengan
komponen-komponen lain yang dapat menggangu identifikasi kualitatif dan
penentuan kuantitatifnya. Klasifikasi pemisahan dapat dibedakan atas dasar :
(a) sifat fisik dan kimia; (b) tipe prosesnya; (c) tipe fasanya. Pemisahan
mempunyai kedudukan penting pada pekerjaan tahap-tahap analisis kimia. Dalam
suatu sampel, komponen yang diinginkan umunya selalu berada bersama-sama dengan
komponen lain. Pemisahan yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil pengukuran
menjadi bias. Hal ini akan mempengaruhi hasil analisis data, penarikan
kesimpulan, dan pelaporan. Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan pelarut yang berbeda-beda, tergantung sifat masing-masing senyawa.
4.Menurut
saya jalur biosintesis ini dapat dianalisis melalui
senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat
mengarahkan kita kepada senyawa asal dari jalur biosintesis ini.
Suatu senyawa bahan alam dapat diketahui alur biosintesisnya yaitu dengan:
- Menganalisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada senyawa asal dan jalur biosintesisnya.
- Pelabelan dengan radioisotop.
Kegunaan
mengetahui jalur biosintesis adalah dapat melakukan derivatisasi. Setelah kita
mengetahui jalur biosintesisnya , dan ternyata jalur biosintesisnya bercabang-
cabang maka kita dapat melakukan blocking pada salah satu cabang. Dengan adanya
blocking tersebut maka kita dapat meningkatkan metabolit sekunder yang kita
inginkan dari jalur biosintesis yang tidak kita blocking.
Alasan
mengapa jalur biosintesis digunakan :
1. Bisa mengubah senyawa awal menjadi senyawa baru yang lebih bermanfaat
1. Bisa mengubah senyawa awal menjadi senyawa baru yang lebih bermanfaat
2.
Berdasarkan biosintesis, metabolit sekunder dapat diumpankan dengan prazat
untuk menjadi produk yang lebih cepat
3. Mengubah senyawa tertentu menjadi senyawa
lain untuk menggantikan reaksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar